Paket Sekolah untuk Anak Muallaf Pedalaman
Motivasi Binaan dengan Tadabbur Alam
Nikmatnya Meniti Jalan Dakwah
Melibatkan Anak Mengenal Dunia Dakwah
“TIDAK apa-apa Ummi pergi, yang penting bisa memberi pengetahuan yang bermanfaat,” ucap seorang anak perempuan kelas 3 SD saat ibunya hendak pergi ke luar kota untuk memenuhi undangan ceramah. Meski sedih berpisah, ia mengerti bahwa sang ibu diperlukan orang banyak di tempat lain.
Saat masih usia TK anak perempuan ini masih suka menangis ketika akan ditinggal pergi. Kakak yang laki-lakilah yang sering mengingatkan dan membujuk. “Kan kata Abi, kalau Ummi pergi memberi ilmu pengetahuan, lalu orang-orang yang mendengarnya melakukan kebaikan, maka pahalanya akan tetap mengalir terus, bahkan sampai Ummi meninggal,” ujar si Kakak.
Konsultasi : Hukum Menyebar Berita Kriminal
Pengasuh redaksi Mulai yang saya hormati, nama saya Muhammad Rajabsyah, berdomisili di Tarakan, Kalimantan Timur. Profesi saya adalah jurnalis di surat kabar harian di kota saya. Singkat saja, saya ingin mendapat penjelasan terkait pekerjaan saya.
Apakah mengungkap berita kriminal seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, judi, korupsi, dsb, dengan menyebutkan nama tersangkanya di koran dan menceritakan kronologis kejahatannya, termasuk membicarakan aib sesesorang dan termasuk dosa?
Apa batasan aib menurut syariah Islam? Mohon penjelasannya, terima kasih
Hendri Satrio Tarakan
Konsultasi: Suami Sayang Ibu, tapi Tidak Bekerja
Saya Citra 38 tahun. Usia pernikahan sudah saya jalani selama 5 tahun. Anak 1 berusia 3 tahun. Hampir 2 tahun terakhir ini suami saya tidak bekerja, otomatis saya menjadi tulang punggung perekonomia dalam keluarga, sekaligus menanggung mertua saya.
Selama waktu tersebut, saya sudah memberikan dorongan kepada suami untuk mencari kerja, namun suami beralasan bahwa ia mau mengurus ibunya yang sakit, suami tidak berusaha mencari lowongan pekerjaan, bahkan ibunya menuntut suami saya untuk tidak bekerja. Terus terang saya lelah. Jika saya ingin bercerai, apakah hal ini dianggap saya egois? Mohon bimbingannya. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wa barakatuh
Citra – Sukabumi
BMH kembali salurkan Motor untuk Dakwah
Pembagian Paket Pendidikan Se Indonesia Pecahkan Rekor MURI
“Alhamdulillah even ini diganjar REKOR MURI sebagai even nasional dengan pembagian peralatan sekolah terbanyak dan serentak di Indonesia,” ujar Suwito Fatah selaku Kepala Departemen Pendayagunaan BMH Pusat di Jakarta (02/5).
Motor Dai Pedalaman
Hidayatullah Batam Dulu kawasan Tiban, kini Pesantren Peradaban
Berdakwah di Tengah “HUNUSAN” Senjata Suku Meno
Akan tetapi, seketika lelaki kelahiran Aipaya, Sumbawa, 5 November 1980, ini berusaha tetap tenang dengan kembali berpasrah kepada Allah Ta’ala. Tiba-tiba Allah berkehendak lain. Rombongan suku itu menunjukkan i’tikad simpatik seraya berkata, “Mereka ini orang-orang baik, bapak haji silahkan lewat,” ucap kepala sukunya.
Mereka menganggap ”Bapak haji” setelah mengetahui Syakir mengenakan kopiah dan jubah putih. Ini menjadi pelajaran awal bagi Syakir, bahwa bantuan Allah pasti datang pada hambanya manakala berserah diri secara total dalam berdakwah untuk menolong agama Allah
Angkat Motor
Suatu hari, Syakir melakukan perjalanan dakwah dengan menggunakan motor. Tapi sayang motor “Crypton” yang ditumpanginya dalam berdakwah ke sebuah kampung bernama Poumako macet, persis di tengah hutan lebat. Bahkan sejak pengisian bensin di Polsek Miru, lampu motornya juga ikutan ngadat. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Sebuah mobil yang sepanjang perjalanan ‘menguntitnya’ dari belakang menghampiri dan menawarinya tumpangan.
Sang pengemudi ‘kiriman’ Allah itu menawarkan bantuan dan menaikkan motornya ke atas mobil kijang, meski bukan jenis “open kap”. Atas kebaikan hati sang pengemudi, motor ini harus dipaksa naik ke mobil dalam kondisi pintu belakang terbuka hingga rela mengantarnya ke Pesantren Hidayatullah yang berjarak sekira 30 KM dari Kota Timika.
Padahal sebelumnya, Syakir sempat berprasangka buruk pada mobil yang menguntitnya tersebut, jangan-jangan mereka orang jahat sengaja memata-matainya dalam kegiatan dakwahnya. Seiring perjalanan waktu, ia masih bingung dengan pengemudi mobil baik hati itu. Selama hampir 12 tahun malang melintang sebagai da’i dan ujung tombak lembaga Hidayatullah di pedalaman Timika, ia masih belum bisa bertemu kembali. Bahkan masyarakat Papua mengaku tak pernah melihatnya.
Tugas Dakwah
Berdakwah di bawah bayang-bayang ancaman malaria merupakan kesan pertama yang dialami Syakir ketika pertama kali menjejakkan kakinya di tanah Timika, Papua. Awalnya ia cukup terkejt dengan kesan bahwa belum resmi menjadi orang Papua bila belum ‘disuntik’ oleh nyamuk malaria.
Sejak tamat dari bangku SMA Syakir telah kepincut dengan Hidayatullah setelah mendapatkan pencerahan dari salah seorang pengajar yang juga seorang da’i Hidayatullah. Rentetan riwayatnya ini menjadi pondasi dan bangunan yang mendarah-daging dalam jiwanya. Belum lagi setelah mendapat tempaan spirit berkesniambungan selama 4 tahun di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqmanul Hakim (STAIL) Surabaya.
Setelah tamat dari STAIL, Syakir langsung mendapat tugas dakwah bersama delapan orang da’i lainnya. Empat orang ke Balikpapan dan empat lainnya ke tanah Papua yang salah seorang diantaranya adalah Syakir. Sesampainya di Timika, dia langsung bergabung dalam barisan muda da’i perintis Hidayatullah. Di masanya, da’i menjadi ujung tombak perjuangan dakwah hingga ke pelosok Timika. Awalnya, bayang-bayang malaria menjadi satu-satunya tantangan yang diperhitungkan.Kini tantangan jauh lebih berap harus dihadapinya. Hutan belantara, jalanan terjal, anak panah akibat konflik suku-suku pribumi, babi hutan dan lalatnya, serta binatang melata lainnya menjadi bunga rampai dan suka-duka indahnya berdakwah di bumi Amungsa dan Kamoro.
Entahlah yang jelas dakwah telah menjadikannya selalu selamat dari setiap kesulitan demi kesuitan. Bahkan dakwah telah menyelamatkannya dari tajamnya hunusan senjata suku pribumi yang dikenal tak pandang bulu terhadap orang asing. Sejak itu Syakir merasakan dengan segenap kesadaran bahwa Allah benar-benar dekat. Apa pun bisa berubah seketika jika Allah berehendak. Termasuk nyawanya yang sudah di ujung senjata Meno itu.
Benarlah kiranya kata Allah dalam al-Quran Surat Muhammad [47]: 7, “In Tansurullaha yansurkum, wayutsabbit Aqdamakum” (Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu).*/Abu Ilmia
daitangguh