Kalau begitu, jelas sekali betapa penting arti rumah itu bagi manusia. Awalnya rumah memang tempat berteduh agar orang tidak basah kalau ada hujan dan kalau siang tidak kepanasan. Lebih dari itu rumah merupakan tempat keluarga, bapak ibu anak-anak berada dalam kesatuan yang dibingkai dengan kasih sayang. Rumah bukan sekedar tempat berteduh, tapi sebagai tempat belajar hidup bagi anak, tampat menerima tamu, bahkan lebih dari itu rumah bisa dijadikan tempat beribadah kepada Allah.
Diriwayatkan dari Ibnu Majah, Rasulullah bersabda: “Zayyinu makanatikum bish-shalati waqiraatil qur’an.” (Hiasilah rumahmu dengan shalat dan bacaan Al-Qur’an). Rasulullah yang mulia sangat menghargai rumah sehingga rumah perlu dihias agar indah. Hiasan terbaik bagi rumah, kata Rasulullah tidak lain adalah shalat dan bacaan Al-Qur’an.
Kenapa shalat? Karena shalat adalah tiang agama. Jadi dalam keadaan modern bagaimanapun shalat masih sangat diperlukan sebagai pilar utama bagi orang yang ingin tetap bertakwa kepada Allah. Karena shalat tidak bisa diganti dengan meditasi atau termenung memusatkan hati. Shalat harus tetap seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam.
Rumah yang dijadikan tempat shalat akan berfungsi dan punya nilai tambah sebagai tempat ibadah. Dilihat dari sudut duniawi mungkin ada yang bilang tak seberapa berarti. Tapi sesungguhnya baik dari sudut duniawi maupun ukhrowi rumah yang selalu dihiasi dengan shalat akan menjadi pertemuan antara hamba dengan Rabbinya. Kedamaian dengan Sang Khaliq yang dikembangkan dari inti shalat akan melahirkan kedamaian dengan keluarga, para tetangga dan manusia-manusia lainnya.
Belumlah cukup keindahan rumah itu kalau tidak dilengkapi dengan bacaan Al-Qur’an. Artinya: “Barangsiapa berkehendak berbicara dengan Allah, maka bacalah Al-Qur’an.” (Al-Hadits). Orang yang senang membaca Al-Qur’an berarti senang bertemu dengan Allah. Apalagi jika dilengkapi dengan kesucian, terbebas dari hadats kecil dan hadats besar, menghadap kiblat, membaca Al-Qur’an dengan tartil, adalah orang yang selalu beruntung.
Kenapa? Dengan membaca Al-Qur’an, lisan orang yang membaca Al-Qur’an akan melahirkan ‘mulut’ yang mulia dan kalimat yang keluar akan indah. Ketika membaca Al-Qur’an disertai dengan kesadaran bahwa ia adalah hamba Allah, otomatis rumah yang di dalamnya selalu terdengar kalimat suci Al-Qur’an akan menjadi rumah yang menjadi tempat turunnya rahmat Allah.
Apalagi saat anak membaca Al-Qur’an, ibu dan ayah mendengarkan sambil mengharap turunnya Rahmat dan hidayah dari Allah. Sebaliknya, ketika ayah membaca Al-Qur’an, ibu dan anaknya mendengarkan sambil berharap apa yang didengarkan adalah kalimat yang membawa pada keselamatan dunia akhirat.
Keluarga yang selalu menikmati bacaan Al-Qur’an akan menjadi keluarga yang “Sakinah”, keluarga yang damai lahir batin serta selalu menomersatukan ajaran Allah dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam.
Akan lebih bermakna lagi kalau keluarga itu mengerti akan arti dan makna Al-Qur’an dan kemudian mengamalkannya.
Al-Qur’an adalah resep kehidupan yang dirancang Allah untuk menjamin kesejahteraan, kebahagiaan dan keselamatan manusia. Dengan Al-Qur’an rumah kita akan menjadi “Rumah Cahaya.” Rumah damai tanpa kekerasan dan tanpa kata-kata kasar, karena semua penghuninya mengamalkan ajaran Al-Qur’an.
Dari uraian di atas, betapa pentingnya setiap Muslim menjaga harkat rumahnya. Jika rumah bisa kita jadikan tempat berlindung, tentu kita punya tugas untuk memperindah dan menghiasi rumah kita.
Marilah kita hias rumah kita dengan ‘bacaan Al-Qur’an” dan shalat, setelah itu barulah hiasan-hiasan yang lain. Dan semoga Allah berkenan menurunkan cahayanya ke tengah keluarga kita.*
Oleh : D. Zawawi Imron