BMH JAWA TIMUR

LAZNAS - NGO Pengelola Zakat, Infaq, Shodaqoh, Dana Kemanusiaan dan Wakaf

Yang Muda Yang Berdakwah

profil dai stail bmh

Setidaknya jika diperbolehkan memilih, lebih suka hidup hanya bersenang-senang, bergaji tinggi, begelimang kemewahan dan setelah itudizinkan memasuki surga tanpa keringat (amal). Namun tidak demikian dengan Saharuddin. Pemuda 24 tahun ini justru lebih senang menghabiskan umurnya untuk menekuni dunia dakwah.


Bukannya ia tak mau dengan gemerlapnya dunia, tetapi karena ia yakin kelak Allah anak mempertanyakan, “untuk apa masa mudanya dihabiskan.” “Dengan menggeluti dunia dakwah, insya Allah saya akan bisa menjawab kepada-Nya dengan mengatakan bahwa saya habiskan umur yang dianugerahkan-Nya untuk mengurus agama-Nya,” ujar Sahar disertai senyum yang penuhkeyakinan.

Oleh karena itu, alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam-Luqmanul Hakim (STAIL) Surabaya ini tak pernah merasa lelah dalam berdakwah. Hatinya seolah selalu terpanggil untuk mensyiarkan Islam di tengah-tengah komunitas masyarakat yang minim pengetahuan tentang Islam.

Ia sangat ingin kelak di akhirat bisa membawa laporan kerja yang positif di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. Meninggalkan sanak keluarga yang jauh di Madura, Jawa Timur, kini Sahar aktif menyebarkan dakwah di pedalaman Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Pulau Longos, Kampung Baru, Desa Nanga Kecamatan. Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat.

Belum pernah terfikir sebelumnya bahwa ia bisa singgah di Pulau yang mayoritas penduduknya sebagai nelayan itu. Meski demikian, baginya, selama nafas ini masih dihirup, selama itu pula dakwah akan tetap
dilakoninya. Kondisi lingkungan yang terbelakang, pemahaman masyarakat tentang Islam yang masih sangat minim, menjadi penyemangat tersendiri bagi ustadz kelahiran Pulau Gili Genting, Kabupaten Sumenep, Madura ini.

“Selama perkampungan ini berdiri sekitar tahun 1960-an, belum pernah satupun Taman Pendidikan Al-Qur’an berdiri,” ungkapnya. Tidak heran, kalau hampir 90% masyarakat di tenpat itu, termasuk anak anaknya tidak bisa membaca Al-Qur’an. Walaupun katanya, seratus persen beragama Islam, imbuh pemuda yang biasa disapa dengan Ustadz Sahar ini.

“Alhamdulillah sejak kami datang ke pulau ini tahun 2013, ditemani dua orang santri alumni Pesantren Hidayatullah Kupang, kami dirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an, sebagai awal proses dakwah di tengah-tengah masyarakat dan sebanyak 65 anak tingkat SD hingga SMP mau belajar Al-Qur’an di tempat
ini,” paparnya.

Ditemani dua santri kader da’i Hidayatullah alumni MA Hidayatullah Kupang ini, setiap hari Sahar mengajarkan baca tulis Al-Qur’an.

Ingin Membangun Sekolah
Di kampung yang terdiri dari 60-an KK dan 250-300 Jiwa ini, Sahar bersama dua temannya ingin membangun sekolah setingkat SMA. Menurutnya kehadiran sekolah ini sudah sangat dibutuhkan warga.
Menurut Sahar, kebutuhan sekolah tingkat SMA sangat dinanti masyarakat, mengingat jarak tempuh melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah atas sangat sulit sekali. Karena masyarakat hahrus pergi
ke-kota Kupang, yang pasti butuh waktu dan kemampuan finansial tidak sedikit.

Untuk itu, kini Sahar terus berupaya agar niatnya membangun sekolah bisa segera terealisasi. “Saya benar-benar berharap semoga niat ini bisa terwujud,” ucapnya.

Mengesankan
Bagi ustadz berkecamata ini, dakwah di pedalaman memiliki kesan yang menyenangkan dan mengharukan.
Senangnya adalah masyarakatnya sangat terbuka, menerima dengan hati, nilai-nilai kekeluargaannya sangat tinggi. Kondisi ini membuatnya terharu. Maklum sebelumnya, ia susah sekali mendapatkan lingkungan
seperti ini.

Hal yang membuatnya sedih adalah melihat masyarakat masih jauh dari Allah. Sholatnya jarang dilaksanakan, padahal agamanya Islam. kemudian pemahaman tentang agama Islam yang masih sangat kurang. Menurutnya, ini terjadi karena tidak adanya kehadiran para da’i mengenalkan ilmu agama dan dakwah Islam.

“Inilah yang membuat saya bertahan dan bahagia dalam dakwah. Semoga langkah sederhana ini bisa menjadi prestasi di hadapan Ilahi Rabbi, bahwa hamba-Nya yang hina ini telah berusaha mengukir sejarah di bumi ini dengan mengajarkan dan menyebarkan cahaya-Nya kepada penduduk di pulau ini,” ucapnya sembari menahan tangis.

Selamat berjuang Ustadz Sahar, insya Allah niat muliamu akan diberikan balasan yang sempurna oleh Allah Subhanahu. Wata’ala.*/Sofyan Amarta

0 komentar:

Posting Komentar