BMH JAWA TIMUR

LAZNAS - NGO Pengelola Zakat, Infaq, Shodaqoh, Dana Kemanusiaan dan Wakaf

Da’i Membangun Negeri

Da’i Membangun Negeri

Da’i Membangun Negeri - Ustadz Raihan baru saja menyandarkan motornya di pinggir jalan. Ia singgah sebentar untuk meluruskan punggungnya setelah dua jam menempuh perjalanan. Masih tersisa dua jam lagi perjalanan yang mesti dilalui untuk bisa sampai ke daerah binaan dakwahnya. Sebulan dua kali, tepatnya hari Kamis pekan pertama dan pekan ketiga, ia harus menyusuri jalan sejauh 120 KM dari pusat kota untuk berdakwah.


“Jadi saya kalau berdakwah di sini (desa Toima, Nusa Tenggara Timur) harus menginap di rumah warga, besoknya saya baru kembali,” papar pria yang dikenal sebagai pembina majelis taklim dan guru mengaji anak-anak TPA ini. Begitu juga dengan Ustadz Abdul Qadir Djaelani yang berdakwah di Pulau Soe, NTT. Meski usianya sudah 50 tahun lebih, ia tak kenal lelah. Semangat dakwahnya terus membara. Niat untuk mengantarkan masyarakat menggapai hidayah Allah Subhanahu Wata’ala seolah tetap terpatri dalam dadanya.

Masih ada ratusan bahkan ribuan da’i yang dengan tulus ikhlas menjadi garda terdepan dalam mengantarkan perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Mereka menjadi benteng agar bangsa ini tidak semakin terjerumus dalam keterpurukan. Raihan dan Abdul Qadir hanyalah sekelumit profil ujung tombak dakwah. Di tengah pusaran dan hiruk-pikuk persoalan bangsa --mulai dari korupsi dan degradasi moral—merekalah sesungguhnya mata air perubahan, yang kehadirannya senantiasa diharapkan.

Kehadiran mereka, nampaknya sesuai dengan harapan pemerintah, khususnya Menteri Agama Suryadharma Ali yang dalam satu kesempatan pernah mengimbau seluruh da’i di Indonesia bisamengintensifkan gerakan dakwah hingga ke seluruh pelosok negeri. “Da’i diharapkan terjun langsung ke lapangan, khususnya daerah terpencil yang masih rentan dengan masalah ekonomi, sosial dan keagamaan,” himbaunya.

Sebagai garda terdepan dalam upaya perbaikan dan pembentukan kepribadian masyarakat, da’i memegang peranan kunci yang begitu penting. Karena da’i-lah, ruhani masyarakat tetap ‘sehat’ ketika bangsa sedang sakit. Di tengah ketidakpercayaan massal peran Negara pada rakyatnya, para da’i-lah, yang masih setia menjaga moral, pendidikan dan menanamkan nilai-nilai keluhuran dan moralitas, sehingga masih ada keyakinan akan lahirnya generasi rabbani penyelamat bangsa.

Mengingat posisis penting dan strategisnya peran da’i dalam membangun bangsa, Departemen Pendayagunaan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Pusat mengangkat satu program utama yang telah disepakati dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BMH di Medan tahun 2012 lalu, bernama “Program Da’i Membangun Negeri”.

Menurut Suwito, Kadep Pendayagunaan BMH Pusat, program ini hadir sebagai wujud bingkai sebuah gerakan perubahan bangsa menuju arah yang lebih baik. “Persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa ini sesungguhnya bisa diatasi salah satunya melalui gerakan dakwah. Untuk itu, seluruh pihak mestinya mendukung dan berperan aktif dalam upaya pengembangan dan penguatan gerakan dakwah di negeri ini,” ujarnya kepada MULIA. “Apalagi, di daerah-daerah terpencil, di pelosok-pelosok negeri, kita memiliki da’i-da’i yang tangguh, dan benar-benar total dalam dakwah membina ruhiyah masyarakat. Jadi, sudah saatnya kita membuka mata untuk terlibat mendukung mereka yang berjuang demi agama,” imbuhnya.

Menurut Suwito, dukungan terhadap keikhlasan da’i-da’i yang berdakwah hingga pelosok, harus menjadi perhatian khusus bersama. Karenanya, BMH dengan program ‘Da’i Membangun Negeri’ terus mendukung da’i-da’i yang disebutnya sebagai agen perubahan ini.

Zakat Penggerak Dakwah
Selain itu, satu hal yang sangat mungkin bisa dijadikan sumber penggerak dari dakwah di pedalaman ini adalah zakat. Menurut Suwito, zakat akan semakin terasa manfaatnya bagi masyarakat jika digunakan untuk mendukung gerakan dan perjuangan dakwah para da’i di seluruh pelosok negeri.

Melalui program ‘Da’i Membangun Negeri” BMH akan menderivasikan dalam beberapa bentuk program lanjutan bagi para da’i. Di antaranya; bantuan motor untuk dakwah, tunjangan da’i, bina muallaf, bina imam masjid dan guru TPA, serta sedekah Qur’an untuk Nusantara.*/Suwito

0 komentar:

Posting Komentar