BMH JAWA TIMUR

LAZNAS - NGO Pengelola Zakat, Infaq, Shodaqoh, Dana Kemanusiaan dan Wakaf

Motor Dai BMH Tembus Pulau Longos

Motor Dai BMH Tembus Pulau Longos

Motor Dai BMH Tembus Pulau Longos. MANGGARAI BARAT. Memiliki sebuah motor untuk menunjang aktivitas dakwah, sejatinya sudah lama diharapkan oleh Ustadz Saharuddin. Dengan kondisi keterbatasan fasilitas dalam berdakwah di Pulau Longos, Kampung Baru, Desa Nanga Kantor Barat, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.


Berdakwah di pedalaman NTT yang jauh dari hiruk pikuk mobilitas perkotaan, membuat ekspansi aktivitas dakwahnya belum berjalan dengan maksimal dengan target yang ia rencanakan sebelumnya.

Asa itu mulai mendapat ruang yang lebih luas, kala satu unit motor da’i dikirim langsung dari Jakarta beberapa hari lalu.

“Motor dai ini sangat membantu sekali dalam kegiatan dakwah saya di tempat tugas ini, walau hingga hari ini (13/03) motor itu belum bisa menyebarangi lautan, karena perahu menuju tempat saya bertugas belum bisa mengangkutnya. Namun alhamdulillah sahabat saya yang ada di Labuan Bajo dapat menjaga dengan baik. Insya Allah dalam minggu ini sudah bisa menyeberangi lautan dengan perahu,” kata Saharuddin pada redaksi melalui saluran telepon.

“Jujur saya merasa terharu dengan perhatian BMH, jauh-jauh dari Jakarta hingga ke pulau terpencil NTT ini, sungguh luar biasa. Mohon doanya kepada teman-teman semoga target saya untuk membangun SMA yang berbasis Islam di tempat saya bertugas tahun ini bisa terwujud,” katanya lagi.

Jum’at (14/03), Kepala Cabang BMH Kupang M. Ridwan Kasim menyampaikan bahwa motor da’i yang diamanahi dari donatur BMH sudah dibawa oleh ustadz Sahar. “Beliau memang sangat membutuhkan motor untuk menunjang aktivitas dakwahnya. Walau beliau masih muda, namun nyali dan ketaatannya untuk mengembangkan dakwah di Manggarai Barat, harus kita apresiasi. Apalagi beliau bukan orang NTT asli, jauh-jauh dari Sumenep Pulau Madura untuk mensyiarkan Islam agar umat lebih dekat dengan Allah. Perjuangan beliau harus kita dukung,” paparnya.

Ridwan pun berharap, semoga para donatur terus membantu para dai yang berjuang di pedalaman, khususnya di NTT agar mereka lebih berdaya dengan bantuan kita.

Merintis Pesantren dan Sekolah Islam

Tugas yang diemban oleh ustadz Sahar memang bukanlah pekerjaan mudah. Di usianya yang masih 24 tahun, dengan kelebihan dan keterbatasannya, pemuda berkacamata ini harus membangun sebuah pondok pesantren dan sekolah. Amanah tersebut memang diberikan oleh PW Hidayatullah Nusa Tenggara Timur.

‘Tidak ada akar rotan pun jadi’. Walau belum ada gedung yang layak, namun target pada tahun ajaran baru 2014 ini, yaitu membuka sekolah Islam cabang dari Madrasah Aliyah Hidayatullah Kupang di tanah yang bertetangga dengan pulau Komodo ini. “Ini adalah tantangan yang harus saya jawab dengan alam kenyataan, bukan di alam pernyataan,” ujar Sahar mengutip kata-kata usadz Abdullah Said pendiri Organisasi Dakwah Hidayatullah. ** (tsauri)

0 komentar:

Posting Komentar