BMH JAWA TIMUR

LAZNAS - NGO Pengelola Zakat, Infaq, Shodaqoh, Dana Kemanusiaan dan Wakaf

Membangun Karakter Kepahlawanan


Dunia kini kian bising dengan suara-suara kritik yang tidak konstruktif dan tuduhan-tuduhan tidak berdasar. Hampir semua yang bicara merasa dirinya benar. Padahal belum benar-benar nyata berbuat dan berkorban demi kemaslahatan bangsa dan negara.


Tepat Hari Pahlawan di bulan November ini, semestinya menjadi ibrah, spirit dan arah bagi bangsa dan negara ini. Buang jauh perdebatan, pertikaian dan pertengkaran. Mari satukan hati, satukan langkah dan cita-cita membangun negeri yang telah diperjuangkan sedemikian rupa kemerdekaannya.
Janganlah nilai-nilai luhur para pahlawan kita dibiarkan terus-menerus luntur. Spirit perjuangan dan kepahlawanan jangan sampai kendur. Terlebih ketika para pemimpin yang semestinya memberikan keteladanan justru lebur dalam hal-hal yang menjadikan kepercayaan rakyat kian hancur.

Padahal, Hari Pahlawan sejatinya bukan semata soal bagaimana kita menguasai sejarah para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Tetapi tentunya juga, dalam mengisi kemerdekaan. Ya, pahlawan maas kini dan masa depan. Inilah yang sebenarnya menjadi tugas seluruh bangsa Indonesia, terlebih umat Islam sebagai mayoritas bangsa. Umat Islam harus tampil ke gelanggang sebagai umat terbaik, terdepan dan terpercaya dalam soal membangun bangsa dan negara.

Sebagai umat Islam, kita tidak boleh berpangku tangan, melihat keadaan yang memang menantang keimanan dan ketakwaan kita, utamanya dalam kemaslahatan bangsa dan negara di masa mendatang. Kita harus berbuat dan bersatu dalam satu langkah dan cita-cita, yakni bagaimana melahirkan pahlawan masa depan.

Kata bijak mengatakan, “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,” maka upaya untuk bisa melahirkan pahlawan masa depan tidak akan terwujud, kecuali kita sendiri sebagai orang tua terlebih dahulu menanamkan karakter-karakter kepahlawanan pada diri kita sendiir, sehingga anak keturunan kita melihat itu semua ada di dalam diri kita.

Hidup dengan Bukti
Kata bijak mengatakan, “Action speak louder than words.” Kita sendiri sebagai pewaris negeri ini harus lebih banyak memberi bukti dengan aksi daripada janji apalagi ilusi. Harus ada kemauan kuat dalam diri tiap Muslim untuk rela berkorban demi menanamkan nilai-nilai kepahalwanan yang akan menjadi rujukan anak keturunan kita.

Kita mungkin bisa membacakan kisah Presiden Soekarno, Bung Hatta, KH. Agus Salim dan lain sebagainya. Tetapi, itu tidak seberapa memberi kekuatan jika yang membacakannya hanya puas dengan telah menceritakan riwayat semata. Tetapi tidak mengajak langsung mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata.

Seandainya kita dipertemukan dengan Panglima Besar Jenderal Soedirman, lalu diberikan kesempatan bertanya, apa yang menjadikan beliau sangat gigih dalam perjuangan yang meski pun di atas tandu masih memimpin para serdadu?

Jawabannya tidak lain adalah karena melihat orang-orang terdahulu di masa beliau kecil yang rela mati demi kemerdekaan dan kejayaan negerinya. Beliau tidak melihat ada hal penting selain mengusir penjajah dengan gagah berani. Maka tidak heran jika spiritnya sedemikian terpatri dalam sanubarinya.

Terkadang, sadar atau tidak, banyak orang lupa. Apalagi di masa kini, sehingga banyak yang pandai memberi janji namun miskin bukti. Padahal, bukti itulah yang senantiasa akan diikuti dan dijadikan petunjuk hati dalam menentukan arah masa depan negeri ini.

Lebih dari sekedar kemauan untuk beraksi dengan memberi bukti, hal yang tak kalah pentingnya adalah bersatu, sinergis dan berjama’ah dalam mengangkat masalah-masalah keumatan. Inilah yang mungkin menjadi PR bersama seluruh umat Muslim di negeri ini.

Sinergis bersama BMH
Bersama Baitul Maal Hidayatullah (BMH), seluruh kaum Muslimin bisa sama-sama berlomba-lomba memperbaiki negeri ini dengan memupuk jiwa peduli, berbagi, memberi dan berempati, khususnya bagi tunas-tunas bangsa yang tidak mampu, yang sebenarnya jika diberi akses pendidikan yang memadai, mereka juga akan bisa tampil memimpin negeri ini, bahkan mungkin akan jauh lebih baik dari yang ada hari ini.

Nah, kehadiran pemimpin masa depan yang lebih baik hari ini, ada pada generasi muda masa kini. Jika terhadap mereka kita tidak peduli, lantas bagaimana kita bicara bukti? Padahal, merekalah penerus kejayaan negeri ini yang akan melihat aksi dan menuntut bukti dari kita semua.*

Oleh : Drs. Wahyu Rahman
Direktur Eksekutif Baitul Maal Hidayatullah (BMH)

0 komentar:

Posting Komentar