BMH JAWA TIMUR

LAZNAS - NGO Pengelola Zakat, Infaq, Shodaqoh, Dana Kemanusiaan dan Wakaf

Menjadi Mulia dengan Ilmu

Menjadi Mulia dengan Ilmu

Menjadi Mulia dengan Ilmu - Ilmu berperan sangat penting dalam menjadikan kita mulia atau tidak. Ilmu adalah media terpenting dalam usaha kita meraih hidup mulia di dunia dan akhirat. Untuk itu, Islam sangat kuat dalam memotivasi kita agar tekun dalam mencari ilmu. Dalam Surat An-Nahl [20]: 78 ada pesan hendaknya kita menuntut ilmu sejak kita hidup di dunia ini sampai kematian datang menjemput. Usaha meraih ilmu harus dikerjakan terus-menerus tanpa henti.

Pernah Nabi Sulaiman a.s. diminta untuk memilih satu di antara tiga: harta, kekuasaan, dan ilmu. Dengan sepenuh keyakinan, Sulaiman memilih ilmu. Belakangan, dengan ilmu di dalam genggamannya, Nabi Sulaiman. berkesempatan menggenggam kekuasaan (menjadi raja) dan memiliki harta yang melimpah.
Ambil-lah inspirasi dari Sulaiman a.s. yang lebih memilih ilmu ketimbang kekuasaan dan harta. Lalu, pada saat yang sama, kita resapi pula ajaran mulia ini: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS Al-Mujaadilah [58]:Sungguh, kita tak boleh berhenti mencari ilmu agar derajat kita tinggi.

Bahkan, sekalipun pahala berjihad (berperang di Jalan Allah) luar biasa besar, tetapi ketika benar-benar telah datang panggilan untuk berjihad, Allah justru meminta agar tak semua kaum Muslimin turun ke medan jihad. Tetapi, yang benar, haruslah tetap ada sebagian Muslim yang terus menyibukkan diri dengan aktivitas menuntut ilmu.

quran

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS At-Taubah [9]: 122).

Jika Allah telah mengatur seperti pada ayat di atas, maka tak pelak lagi bahwa pastilah segala usaha kita dalam mencari ilmu –kapanpun- akan bernilai sangat penting. Oleh karena itu, atas kewajiban mencari ilmu, kita harus bisa memanfaatkan setiap kesempatan yang kita punya. Raihlah ilmu sebanyak mungkin. Kecuali pahala yang akan kita dapat, ilmu yang kita miliki akan menjadi landasan yang kukuh atas berdirinya bangunan iman dan amal kita.

Di titik inilah, jalan kebahagiaan kita –di dunia dan akhirat- akan sangat ditentukan ‘nasib’-nya.Ilmu tak dapat dipisahkan dari aktivitas baca dan tulis. Maka, tentu saja, kedua aktivitas itu tak luput dari perhatian Nabi. Ingatlah di saat Perang Badar dibuatlah aturan oleh Nabi bahwa, setiap tawanan perang dari pihak musuh dapat membebaskan dirinya hanya dengan syarat sederhana yaitu mereka mengajarkan baca-tulis kepada umat Islam.

Kisah Sulaiman a.s. (dan nilai penting ilmu) sudah disampaikan. Adakah teladan lain? Sebagaimana Sulaiman a.s., pernah Ali bin Abi Thalib RA ditanya sahabatnya: “Manakah yang lebih mulia, harta atau ilmu?” Atas masalah itu, tanpa ragu-ragu Ali RA menjawab: “Ilmu lebih mulia!”

Ali RA lalu memberi argumentasi. Pertama, ilmu bisa menjaga kita. Sementara, kita-lah yang harus menjaga harta. Kedua, saat kita memberi ilmu pada pihak lain, hakikatnya ilmu kita menjadi bertambah. Jika harta yang kita bagi maka harta itu berkurang. Ketiga, ilmu menjadikan kita bersatu. Sementara, harta bisa menjadi pemicu pertikaian. Keempat, ilmu itu warisan para Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam. Sementara, harta itu warisan Fir’aun dan Qarun.

Sejarah Ali RA adalah sebagian dari bukti kebenaran ayat di atas. Ali RA sangat dikenal dengan ketinggian ilmunya. Bahkan, untuk menggambarkan kedalaman ilmunya, Nabi pernah memberikan kiasan bahwa jika dirinya adalah gudang ilmu maka Ali-lah pintu gerbang untuk memasukinya.

Lewat kiasan di atas, tampak bahwa Ali RA menempati posisi yang mulia di hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam. Bukti kemuliaan yang paling fenomenal adalah fakta bahwa Ali RA termasuk satu di antara sepuluh sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam yang dijamin masuk surga.

Mari, ikutilah Sulaiman a.s. dan Ali RA untuk tidak pernah berhenti mencari ilmu, agar hidup kita mulia.*

Oleh : M. Anwar Djaelani,

0 komentar:

Posting Komentar