BMH JAWA TIMUR

LAZNAS - NGO Pengelola Zakat, Infaq, Shodaqoh, Dana Kemanusiaan dan Wakaf

Istri Ingin Tahu Gaji Suami, Salahkah?

Istri Ingin Tahu Gaji Suami, Salahkah?

Istri Ingin Tahu Gaji Suami, Salahkah?

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa barakatuh
Pengasuh yang terhormat. Saya Mawaddah usia 29 tahun dan suami 32 tahun. Sudah 5 tahun kami menikah dan sudah dikaruniai 2 orang putra. Suami saya alhamdulillah termasuk taat beribadah. Namun ada satu hal yang masih mengganjal dalam hati, suami tidak pernah mau memberitahukan gaji yang ia terima, dan marah jika saya bertanya. Alasan saya bertanya supaya saya sendiri bisa mengukur kebutuhan dengan kemampuan suami. Mengingat kebutuhan anakanak semakin meningkat dan kebutuhan sehari-hari terkadang tidak cukup. Saya takut dibilang tidak bersyukur. Padahal rasa cinta saya yang mendorong keingintahuan saya.

Sempat saya menduga kalau suami punya sifat kikir yang terpendam. Pertanyaannya, apakah istri berhak mengetahui jumlah gaji suami? Salahkah bila saya menyangka suami kikir? Mohon bantuannya untuk masalah saya. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Mawaddah – Sumedang



Wa’alaikumussalam Warahmatullahi wa barakatuh
Ibu Mawaddah yang dirahmati Allah. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada kami. Semoga Anda dan keluarga selalu diberi kesehatan baik lahir maupun bathin. Pertama, Anda adalah salah satu dari sekian banyak istri yang begitu ingin tahu berapa tepatnya jumlah penghasilan suami. Anda bukan tipe istri yang penting ada uang untuk mencukupi segala kebutuhan rumah tangga. Sementara di sekitar kita tidak sedikit istri yang merasa takut dianggap terlalu pencuriga, dianggap tidak menaruh kepercayaan terhadap suami.
Idealnya, suami dan istri seharusnya terbuka dalam berbagai hal termasuk keuangan.

Di antaranya tentang berapa pendapatan masing-masing dalam sebulan, apakah ada pemasukan lain di luar gaji yang diterima setiap bulan, dan untuk apa saja uang tersebut digunakan. Sungguh menakjubkan, bila Anda dan suami saling terbuka dalam menjalankan kehidupan rumah tangga, tidak ada masalah yang harus dirahasiakan di antara Anda berdua.

Nah, disinilah pentingnya keterbukaan yang diawali dengan komunikasi yang baik Ibu, sehingga tidak ada lagi sikap saling mencurigai. Komunikasi yang baik dan efektif sangatlah penting dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi. Masing-masing diantara Anda dan suami memiliki komitmen dan kejujuran yang tulus, tidak ada yang harus ditutupi. Dengan kata lain, segala permasalahan diselesaikan melalui musyawarah. Firman Allah ta’ala dalam QS Asy-Syuro : 38 “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”.

Kedua, dalam pandangan kami, memang tidak ada kewajiban seorang suami memberitahukan berapa jumlah gaji yang diterima, begitu juga bagi seorang isteri. Hargai sikap suami Anda bila memang itu adalah untuk kebaikannya. Namun, pada saat yang sama suami wajib menafkahi  Anda sebagai istri dan keluarga. Anda berhak mendapatkan nafkah dari suami, adapun besarnya tergantung kesepakatan Anda berdua.

Satu hal yang perlu saya sampaikan, Anda sebaiknya tidak berfikir bahwa suami memiliki sifat kikir atau bakhil. Berbeda kondisinya bila memang suami menampakkan kekikirannya dengan tidak memenuhi kebutuhan Anda dan keluarga, maka Anda dapat mengambil uang suami sekadarnya. Dari Aisyah ra, “Hindun Binti ‘Utbah, istri Abu Sufyan menemui Rasulullah saw, ia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan seorang laki-laki yang pelit (kikir), tidak memberikan nafkah kepadaku dengan nafkah yang mencukupi untukku dan anakku kecuali dari apa yang aku ambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya. Apakah aku berdosa karena hal itu?” Rasulullah menjawab, “Ambillah dari hartanya dengan cara ma’ruf apa yang cukup buatmu dan anakmu,” (HR. Muttafaqun ‘alaih).

Demikian saran dari kami, kami ikut berdoa agar kesabaran dan berfikir positif selalu menyertai Anda. Dan saya bersyukur sebab Anda masih dikarunia perasaan cinta yang bisa Anda rawat sampai ruh meninggalkan badan. Yakinlah, Allah Yang Maha Mendengar akan selalu menyertai ketulusan dan pengabdian Anda. Wallahu a’lam.

0 komentar:

Posting Komentar